Rabu, 14 November 2018

RESENSI FILM GARUDA DI DADAKU




     GARUDA DI DADAKU
            ( HUBUNGAN BAB : INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT )

            Bayu, yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar memiliki satu mimpi dalam hidupnya yaitu menjadi pemain sepak bola hebat. Setiap hari dengan penuh semangat ia menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya sambil mendribble bola untuk sampai ke lapangan bulu tangkis dan berlatih sendiri di sana.Bayu hidup bersama ibu dan kakeknya, bapak bayu adalah penggila bola yang telah meninggal dunia karna kecelakaan. Bapak bayu adalah penggemar bola yang sering bermain bola hingga suatu hari mengalami cedera kaki sehingga tidak bisa melanjutkan kembali hobi lamanya. Rasa kehilangan kakek Bayu menjadikan bola sebagai alasan kematian anaknya, trauma akan hal tersebut menyebabkan kakek Bayu tidak menyukai siapa pun dalam keluarganya untuk bergelut dengan sepak bola terutama Bayu.
Itulah alasan sebenarnya kakek ayu, Pak Usman, menentang impian Bayu. Bahkan, ia tidak akan mengakui Bayu sebagai cucu jika Bayu nekad menjadi pemain bola. Sebagai cucu yang baik, ia pun taat kepada sang kakek dengan mengikuti berbagai les yang dipersiapkan kakek. Akan tetapi, darah sang ayah pecinta bola terus mengalir dalam dirinya sehingga ia sering mecuri waktu untuk berlatih dan bermain bola bersama teman-teman nya.
Heri, sahabat Bayu penggila bola, sangat yakin akan kemampuan dan bakat Bayu. Dia lah motivator dan “pelatih” cerdas yang meyakinkan Bayu agar mau ikut seleksi untuk masuk Tim Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional.Di tengah itu, Bayu justru bertemu dengan Johan, pelatih sekolah sepakbola Arsenal di Jakarta.
Pertemuan ini menjadi langkah awal bagi perjalanan panjang Bayu untuk masuk menjadi tim sepakbola nasional yang memakai seragam berlambang garuda di bagian dada. Dibantu teman baru bernama Zahra yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari-cari berbagai alasan agar Bayu dapat terus berlatih sepak bola. Tetapi hambatan demi hambatan terus menghadang mimpi Bayu, dan bahkan persahabatan tiga anak itu terancam putus.
  
KELEBIHAN
1.    Film Garuda di Dadaku menyimpan hikmah yang berharga, di antaranya mengajarkan kita untuk terus mengejar impian dan menjaganya meski aral melintang. Jika kita yakin dan mampu, teruslah jaga keyakinan itu. Sesungguhnya kesuksesan juga bisa diraih melalui mimpi yang berawal dari hobi.
2.     Film ini menggambarkan realita kehidupan seorang anak dalam mencapai impiannya meskipun mimpi itu sederhana. Garuda di Dadaku memberi suguhan yang lengkap dengan berbagai factor, yaitu berkualitas, menyentuh, menghibur, sekaligus menginspirasi. 
3.     Garuda Di Dadaku menyajikan sebuah cerita yang sederhana namun berisi. Mengisahkan pertarungan dua kepentingan antara dua generasi.

 
KEKURANGAN
-        ketika Bayu bermain di stadium Gelora Bung Karno, background yang harusnya penonton berada, tampak kosong saja, tidak ada orangnya, dan ini menjadi kekurangan dari film garuda di dadaku.

UNSUR INTRINSIK
1.    Tokoh             :
a.    Bayu
b.    Heri
c.    Zahra
d.    Pak Usman

2.    Penokohan   :
a.    Bayu                     :  baik, pantang menyerah dan semangat
b.    Heri                       :  baik dan cerdik
c.    Zahra                    :  pintar dan baik
d.    Kakek usman      :  tegas, pemarah, keras kepala, tetapi sebenarnya penyayang
e.    Ibu Bayu               :  baik dan penyayang
f.     Johan                    :  tegas dan disiplin
g.    Bang Dullah        :  baik dan periang

3.    Alur
Alur dalam film ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
·         Pengenalan, tahap ini adalah tahap pengenalan tokoh-tokoh yang terlibat dalam film ini serta menggambarkan bagaimana karakteristik masing-masing tokoh.
·         Konflik, konflik yang ditonjolkan dalam film Garuda di Dadaku yakni konflik pada saat Bayu yang ingin menjadi pemain sepak bola harus berbohong kepada kakeknya yang tidak pernah mengizinkan Bayu untuk bermain bola.
·         Klimaks, puncak konflik terjadi pada saat Bayu menemukan jalan untuk meraih mimpinya namun hal tersebut harus terhambat karena kakek Bayu mengetahui semua kebohongan yang telah dilakukan Bayu tehadap dirinya, dan disini Bayu harus merelakan impiannya karena sang kakek harus dirawat dirumah sakit.
·         Anti klimaks, tahap penyelesaian ini terdapat dalam bagian akhir yakni pada saat kakek Bayu memberi izin kepada Bayu untuk bermain bola dan mengejar impiannya menjadi pemain Timnas, dengan izin kakeknya Bayu melanjutkan perjuangannya dan akhirnya dengan bakat yang dimiliki Bayu dapat meraih impiannya dia terpilih menjadi pemain Timnas U-13.
4.    Latar
Film ini mengambil Latar lokasi di Jakarta diantaranya: Stadion Bung Karno, rumah Bayu dan Heri, dan sekolah.

5. Tema
Film ini mengangkat tema tentang persahabatan dan kesungguhan dalam mengejar impian.

6.  Amanat
Janganlah berbuat bohong kepada orang tua walaupun hal yang baik, karena dapat menimbulkan masalah yang tidak diinginkan dalam keluarga. Lebih baik jujur , karena kejujuran itu jauh lebih baik dari pada kebohongan 
               
Unsur Ekstrinsik 
-      Nilai moral     :
Janganlah berbuat bohong kepada orang tua walaupun hal yang baik, karena dapat menimbulkan masalah yang tidak diinginkan dalam keluarga. Lebih baik jujur , karena kejujuran itu jauh lebih baik dari pada kebohongan 
-      Nilai pendidikan       :
Mengajarkan kita untuk terus mengejar impian dan menjaganya meski aral melintang. Jika kita yakin dan mampu, teruslah jaga keyakinan itu. Sesungguhnya kesuksesan juga bisa diraih melalui mimpi yang berawal dari hobi.
-      Nilai budaya
Pada film ini ditunjukkan budaya Indonesia pada saat itu yang sedang tergila-gila pada olahraga sepak bola.
-      Nilai sosial
Dalam film ini banyak terdapat nilai social yaitu kesetian dalam menjalin persahabatandan ketentraman dalam keluarga
-      Nilai  Agama
Dalam film ini banyak terdapat nilai agama yang patut kita teladani yaitu tidak boleh berbohong kepada orang tua.



Jumat, 12 Oktober 2018

MASALAH PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN


Menurut saya benar,bahwa hoax itu ada saat ini dan beredar di media sosial. Saya sependapat dengan hasil survey Mastel tentang hoax, dalam hal bahwa hoax itu menimbulkan dampak buruk dalam masyarakat baik dalam pola pikir dan perilaku
( tentang sosial,politik,SARA,ras dll ) dan sangat membahayakan bagi berkehidupan, bermasyarakat, dan bernegara. Dan benar, media lah sumber utama penyebaran hoax.


SOLUSI
1.     Mengedukasi masyarakat tentang menyampaikan berita atau lain nya yang benar,yaitu terdapat sumber resmi
2.     Mengedukasi masyarakat untuk lebih teliti menerima berita atau informasi
3.     Di aparat pemerintah khusus nya KEMKOMINFO, untuk lebih mengawasi terhadap
akun-akun yang terindikasi menyebar hoax untuk diambil tindakan
4.     Di aparat kepolisian, untuk lebih mewaspadai atau memberi sanksi parapenyebar hoax
5.     Berhati – hati dengan judul provokatif
6.     Cermati alamat situs